Selasa, 24 November 2009

Keberuntungan & Nasib Baik Bisakah Direncanakan?

Ada orang yang selalu sial, tidak pernah beruntung atau nasib baik tak pernah menghampirinya.
Apa yang dikerjakan hasilnya mengecewakan; cari kerjaan nggak dapet-dapet atau sudah bekerja tapi kena PHK, buka usaha tapi akhirnya rugi & bangkrut!

Duh…menyedihkan sekali!
Mungkin nasibnya jelek, sial, atau memang sudah suratan takdir?

Oke, kita kesampingkan dulu pertanyaan ini. Saya akan ceritakan sebuah kisah nyata.

Pada tahun 1994 pada sebuah Perusahaan Furniture di bilangan Jakarta Utara, terjadi masalah antara Perusahaan dengan Buyer-nya yang ada di Jepang; yaitu bahwa beberapa kontainer produk furniture yang diekspor, sesampainya ke tangan buyer ternyata rusak.
Kemudian ada 2 opsi yang ditawarkan pihak buyer :

  1. Barang dikembalikan ke Jakarta, atau
  2. Barang diperbaiki oleh pihak buyer (tentunya dengan biaya perbaikan yang sangat mahal karena upah tenaga kerja di Jepang memang mahal).

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, perusahaan memutuskan untuk mengirim teknisinya ke Jepang untuk mengatasi masalah tsb.

Singkat cerita, dari sekitar 600 orang karyawan di perusahaan tsb, terpilihlah seorang –sebut saja namanya mas Lucky- untuk ditugaskan ke Jepang.

Banyak orang yang mengatakan: “Wah…baik bener nasibnya mas Lucky itu bisa kepilih berangkat ke Jepang”
Eit…, tapi benarkah itu hanya karena sang nasib sedang baik hati sehingga menganugerahkan kebaikannya kepada mas Lucky?

He…he, mari kita kilas balik siapa sebetulnya si-mas Lucky ini.

Awal bekerja di perusahaan itu (th 1988), dia adalah salah satu (dari 9 orang) kepala regu di bagian produksi yang membawahi beberapa anak buah.
Tidak ada yang terlalu menonjol dalam hal prestasi kerja; tapi ada satu hal yang membuatnya berbeda dengan kepala regu yang lain, yaitu :
Setiap selesai jam kerja dia sering ngobrol-2 dengan bagian adm produksi sambil belajar bagaimana cara mengoperasikan komputer, sehingga lama-kelamaan, laporan kerja yang setiap hari harus dikumpulkan di meja manager produksi, dia buat dengan komputer.
Hm,bukan sesuatu yang istimewa kan? Bahkan dimata orang yang tidak terlalu suka, dianggapnya alah…sok bener…baru bisa komputer sedikit aja udah dipamerin.

Tapi mas Lucky ini tidak ambil pusing dengan komentar orang lain.
Yang dia pikir dia hanya ingin “sedikit lebih” dari orang lain; maka dia terus berproses untuk belajar mengoperasikan komputer.
Hingga kemudian suatu ketika pimpinan perusahaan membutuhkan seorang staff khusus untuk merintis sebuah departemen baru yaitu Research & Development dengan persyaratan : Harus mengerti seluk beluk proses produksi dan bisa mengoperasikan komputer..!
Aha..tentu saja dari sembilan kepala regu, dialah yang terpilih untuk menduduki posisi tsb. Dan tempat kerjanya pindah ke front office.

Karena kerjanya sekarang di kantor depan, otomatis dia sering bertemu dengan buyer dari luar negeri.
Nah, terdorong oleh keinginan untuk selalu“sedikit lebih” dari orang lain maka diapun sering memberanikan diri untuk ngobrol dengan buyer meski dengan bahasa inggris yang belepotan.
Dari awal yang belepotan, lama-kelamaan, yah…lumayan lah.
Untuk sekedar conversation bisa lah…
Dan tentu saja kemampuan dia ini terlihat oleh orang lain.(Ini ternyata point penting yang berkaitan dengan nasib).

Hingga akhirnya pada saat perusahaan membutuhkan orang untuk dikirim ke Jepang dengan kualifikasi : Bisa memperbaiki produk yang rusak, sekaligus Bisa berkomunikasi dengan bahasa inggris, maka semua sepakat untuk menunjuk si  mas Lucky ini.

Nah…marilah kita kembali ke pertanyaan : Benarkah Itu Karena Sang Nasib Sedang Baik Hati Sehingga Menghampiri Dia?
Kemudian kita bandingkan dengan judul tulisan ini : Keberuntungan & Nasib Baik Bisakah Direncanakan?

OK, Pasti anda telah mendapatkan point-nya.
Selamat menikmati Kehidupan anda.

SILAKAN BACA JUGA TENTANG BISNIS ONLINE, KLIK DISINI
Salam…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk menambah muatan kualitas pada artikel diatas, silakan anda berikan komentar